Posts

Showing posts from March, 2023

Pasar Papringan Ngadiprono Temanggung

Image
Pasar Papringan adalah atraksi wisata berkonsep pasar yang diadakan di area Hutan Bambu Ngadiprono Temanggung. Dan uniknya hanya dibuka berdasar penanggalan Jawa pada Minggu Wage dan Minggu Pon. Atau dalam 35 hari, hanya buka dua kali saja. Nah, keunikan berikutnya adalah pembayarannya menggunakan potongan bambu / uang pring . Saat masuk harus menukar uang dengan rentengan Uang Pring . Semua yang ada disini ditransaksikan dengan Uang Pring . Satu renteng Uang Pring Jual Beli Kupat Tahu berharga 5 Pring Pasar Papringan menjual berbagai macam makanan dan jajanan ndeso. Berbagai kerajinan bambu dan minuman. Satu hal lagi, jika kita membawa pulang jajanan atau oleh oleh, kita harus memakai tas bambu, tidak pakai plastik. Penjual Kupat Tahu Mbak ayune penjual Dawet Ayu Jajanan Klepon Jajanan Gronthol Penjual Klepon Dalam area Pasar Papringan, banyak spot foto apik tersedia disamping interaksi alamiah antar pengunjung dan warga. Malu Malu bermain Ayunan Bambu Berdua Interaksi Penjual dan Pe

Langgar Merdeka

Image
Langgar Merdeka adalah bangunan ikonik kawasan Kampung Batik Laweyan Solo. Selain bentuk bangunannya yang unik, tempat ibadah umat Islam itu memiliki sejarah yang menarik. Sebelum menjadi tempat ibadah, langgar yang berada di Jalan Radjiman nomor 565 itu dahulunya dimiliki oleh orang Tionghoa. Mereka menggunakan tempat itu sebagai kios candu. Terlihat pada dinding luar atas tulisan tanggal pendirian bangunan aslinya, yaitu pada 7 Juli 1877. Bangunan Langgar Merdeka  merupakan wakaf ( secara lisan ) dari Almarhun Bapak H. Imam Mashadi dan Almarhumah Ibu Hj. Aminah Imam Mashadi setelah dibeli dari orang Tionghoa. Pembangunan Langgar “ Merdeka ” dimulai tahun 1942 dan selesai tanggal 26 Februari 1946 yang kemudian diresmikan oleh Mentri Sosial pertama ( I ) yaitu Almarhum Bapak Mulyadi Joyo Martono, Ketika Agresi Militer II 1949, Langgar Merdeka menjadi salah satu target pengeboman. Namun luput dan justru rumah sekitar langgar yang terkena bom Belanda. Saat itu tidak boleh pakai nama Mer