Langgar Merdeka


Langgar Merdeka adalah bangunan ikonik kawasan Kampung Batik Laweyan Solo. Selain bentuk bangunannya yang unik, tempat ibadah umat Islam itu memiliki sejarah yang menarik. Sebelum menjadi tempat ibadah, langgar yang berada di Jalan Radjiman nomor 565 itu dahulunya dimiliki oleh orang Tionghoa. Mereka menggunakan tempat itu sebagai kios candu. Terlihat pada dinding luar atas tulisan tanggal pendirian bangunan aslinya, yaitu pada 7 Juli 1877.



Bangunan Langgar Merdeka  merupakan wakaf ( secara lisan ) dari Almarhun Bapak H. Imam Mashadi dan Almarhumah Ibu Hj. Aminah Imam Mashadi setelah dibeli dari orang Tionghoa. Pembangunan Langgar “ Merdeka ” dimulai tahun 1942 dan selesai tanggal 26 Februari 1946 yang kemudian diresmikan oleh Mentri Sosial pertama ( I ) yaitu Almarhum Bapak Mulyadi Joyo Martono, Ketika Agresi Militer II 1949, Langgar Merdeka menjadi salah satu target pengeboman. Namun luput dan justru rumah sekitar langgar yang terkena bom Belanda. Saat itu tidak boleh pakai nama Merdeka, diubah jadi Langgar Al-Ichlas. Tapi setelah benar-benar merdeka, kembali dikenal Langgar Merdeka,

Langgar Merdeka Laweyan memiliki arsitektur bangunan yang unik. Luas lahan hanya 179 meter persegi. Namun, ada menara langgar yang masih aktif hingga kini menjadi satu dengan badan Langgar Merdeka. Bahkan pembangunannya menerapkan kaidah pembuatan masjid. Dilihat dari pemisahan shaf dan dekorasi tempat imam.

Di sisi lain, komposisi bangunan terbuat dari 50 persen material dinding dan 50 persen material kayu jati. Dan hampir keseluruhan material bangunan masih asli.
Pada setiap daun jendela ada ornamen khas Turki Ustmani yaitu Bulan Bintang yang menjadi identitas Langgar Merdeka.




Menurut SK Walikota Surakarta no. 646 / 116 / 1 / 1997 tentang Peraturan Daerah Cagar Budaya, maka Langgar Merdeka  merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Kampoeng Batik Laweyan yang wajib untuk dilindungi, dipelihara dan dilestarikan.

(dari berbagai sumber)
Mihrab Langgar

Pintu Masuk Langgar

Penanda Warisan Cagar Budaya

Menara Langgar



Comments

Popular posts from this blog

di Kadipaten Pakualaman

Lawang Sewu

Grojogan Watu Purbo