Grojogan Watu Purbo

Grojogan Watu Purbo ada sejak tahun 1975. Difungsikan sebagai sebuah sistem pengaturan aliran lahar. Dikenal dengan nama Sabo. Sabo merupakan langkah antisipasi jika Gunung Merapi meletus dan menyebabkan banjir lahar. Selain disini sistem Sabo juga ada dibeberapa aliran Sungai disekitar Gunung Merapi.

Grojogan Watu Purbo barulah menjadi destinasi wisata yang jadi buah bibir Instagram akhir tahun 2019 lalu.


Grojogan Watu Purbo berada di Sleman. Tepatnya di Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel. Bentuknya berundak seperti terasering enam tingkat hingga alirannya menyerupai sederet air terjun kecil. Aliran airnya bersumber dari Sungai Krasak. Tak terlalu jernih, namun jika dipotret memang tampak nyata keunikannya.


Adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat yang berinisiatif untuk menggali potensi wisata Grojogan Watu Purbo. Mereka memperkenalkan Grojogan Watu Purbo sebagai objek wisata pada tahun 2017. Langkah itu lantas disambut hangat oleh warga.

Grojogan Watu Purbo mulai dipadati pengunjung. Potretnya kerap wira-wiri di jejaring sosial, sehingga warga luar Yogyakarta pun tertarik untuk melihatnya secara langsung.

Asal-Usul Nama Watu Purbo

Banyak bebatuan besar menjulang. Watu purbo berarti batu purba. Tak diketahui dari mana asalnya batu-batu raksasa tersebut. Namun warga sekitar meyakini kalau usianya memang sudah tua.


Batu-batu itu menambah keindahan Grojogan Watu Purbo. Begitu juga pemandangan Gunung Merapi dan Merbabu yang tampak di sebelah Utara menjadi latar belakang menakjubkan dari destinasi ini.

Grojogan Watu Purbo punya banyak spot cantik untuk berfoto. Mau selfie dengan latar Instagramable sah-sah saja. Latihan fotografi slow speed juga boleh. Tempat ini juga populer sebagai lokasi foto pre-wedding. Para pesepeda juga sering singgah untuk sekadar mengistirahatkan kaki sambil menikmati pemandangan.

Paling Indah Saat Debit Air Tinggi

Aliran air di Grojogan Watu Purbo tidak terlalu deras. Jadi relatif aman untuk berwisata. Setiap undakan pada air terjun dilengkapi tangga. Pengunjung bisa menggunakannya untuk mencapai setiap tingkat. Grojogan terlihat paling indah saat debit air sedang tinggi. Saat musim kemarau, airnya surut. Jadi pilih waktu yang tepat jika ingin mengunjungi dan mengabadikan kecantikannya. (fsw)










Comments

Popular posts from this blog

di Kadipaten Pakualaman

Lawang Sewu